Tabloidputrapos.com – LEBAK – Ketua Aliansi Aktivis Kabupaten Lebak Hendra Boby Abimanyu angkat bicara.
Terkait pelaksanaan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Banten
Program yang Anggaranya digelontorkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak, diduga pelaksanaanya amburadul atau keluar dari Speck. Jumat (6-7-2023).
Pasalnya anggaran sebesar Rp 349.800.000( Tiga ratus empat puluh sembilan juta delapan ratus ribu rupiah)
Berdasarkan pengakuan Kepala Desa Tambakbaya (Rizky)
Dana Oprasional pelaksanaan yang kami terima dari Dinas PUPR sebesar Rp 174.900 000 (Seratus tujuh puluh empat juta sembilan ratus ribu rupiah) atau setengahnya dari nilai kontrak.
Sementara bahan materialnya dari mulai Bata, semen,paralon , pasir, closet termasuk tabung Septictank di drop langsung dari Dinas tersebut.
Padahal dana yang diberikan terhadap pemerintah desa tambakbaya berdasarkan Pagu Anggaran lumyan besar, tapi hanya separo dari dana anggaran tersebut.
Sehingga pekerjaanya tekesan asal asalan dan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya RAB. Ucap Boby.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa pekerjaan proyek Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal sebanyak 50 titik, yang tersebar di Desa Tambakbaya, seharusnya dilaksanakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) namun pada kenyataannya dikerjakan oleh masyarakat penerima bantuan Ipal.
Hal ini terungkap dari beberapa narasumber, seperti yang disampaikan Ketua Rt 03 Kampung Cidalung Madroni dan juga keterangan dari ketua TPK( Aceng) saat awak media bertemui di kantor Desa kemarin.
Dalam keteranganya kepada Media, betul pak, saya dikasih uang DP Rp 200 ribu dan sisanya Rp 300 ribu dibayarkan nanti setelah pekerjaannya selesai. Bahan material berupa bata 400 buah, semen merek jakarta 3 sak, besi behel 10 mm satu buah dengan panjang satu meter, paralon dan pasir, pengerjaanya dilakukan saya sendiri dan yang lainpun pengerjaannya sama dilakukan sendiri.
Kemudian tambahnya, cara pengerjaanya, pasangan tembok tidak semua di plester, karena kurangnya semen dan pasir
Kemudian septictank ditutup dengan coran dengan alas satu batang behel dengan ukuran 1 metet dan sisanya memakai papan sejenis kayu sengon ( kayu empuk)atau bambu. Terangnya.
Berdasarkan pantauan dan hasil Investigasi awak media, Proyek pembutan Septictank di Desa Tambakbaya ini juga tidak dibarengi dengan pem papan proyek(Keterbukaan Informasi publik)
Sehingga petugas kontrol sosial pun menjadi keheranan dan penuh tanda tanya.
Proyek Ipal ini dari Dinas apa ? Sementara Anggaranya bersumber dari mana. ?
Dan Nilai anggaranya berapa ?
Lanjut ,Boby menambakan bahwa dengan tidak adanya papan Informasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Itu berarti pihak pelaksana program Ipal ini sudah melanggar UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sebagaimana termaktub dalam Undang Undang nomor 14 tahun 2008 dan Perpres nomor 54 tahun 2010 dan nomor 70 tahun 2012.
Yang menyatakan bahwa setiap pekerjaan pembangunan Fisik yang dibiayai Negara, Wajib memasang Papa nama proyek, mencantumkan kegiatan,
(Wely/Red)
