Memajukan Pariwisata di Kabupaten Lebak Provinsi Banten

- Jurnalis

Selasa, 12 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : H. Akhmad Jajuli

tabloidputrapos.com – Lebak – Negara Maladewa (Maldives), Singapura, Malaysia, Thailand, UEA (Uni Emirat Arab), Amerika Serikat, Hongkong (Republik Rakyat Tiongkok), Monaco, Turki, serta Arab Saudi tergolong sebagian Negara yang berpendapatan sangat besar dari sektor Pariwisata (Tourism).

Untuk level Daerah di Indonesia terdapat sejumlah Daerah yang Pendapatan Asli Daerahnya (PAD), dalam jumlah besar, antara lain bersunber dari sektor Pariwisata : Provinsi Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, NTB, serta NTT. Adapun Provinsi Banten masih tergolong sebagai Provinsi yang PAD-nya amat bergantung (sebesar 70%) kepada Pendapatan dari sektor PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor). Saat terjadi musibah Covid-19 tahun 2020 – 2021 kemarin Pemprov Banten sampai berutang kepada PT. SMI dalam jumlah sangat besar — gara2 Pemasukan dari sektor PKB dan BBNKB itu “hanya” masuk sekitar 40% saja.

Indonesia pada jaman dulu sangat bergantung kepada Pendapatan dari sektor Migas (Minyak Bumi dan Gas). Namun lambat laun kebergantungan kepada sektor Migas itu semakin berkurang, antara lain, dengan memajukan sektor Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif — termasuk meningkatkan Pendapatan dari sektor Pajak, Retribusi dan Iuran-iuran.

Pariwisata biasa juga disebut sebagai “Industri Tanpa Asap” (smokeless industry). Sektor ini lebih banyak “mengandalkan” destinasi hasil ciptaan Tuhan, Allah SWT (Gunung, Laut, Pesisir Pantai, Ngarai, Sungai, Goa, dll) dan dari hasil kreasi Manusia-manusia Kreatif (Kebun, Sawah, Ladang, Bendungan, Hotel, Konvensi-konvens, Kuliner, Pasar, Oleh-oleh, dll). Asal bersikap kreatif dan inovatif maka akan sangat tersedia banyak destinasi wisata.

Untuk memajukan bidang industri pariwisata diperlukan dukungan dari warga masyarakat sekitar destinasi wisata yakni berupa Sapta Pesona (Tujuh Hal yang membuat suasana kondusif untuk berwisata) : Aman, Tertib, Bersih, Indah, Sejuk, Ramah, Kenangan. Kondisi di tiap-tiap destinasi wisata harus senantiasa aman, tertib, bersih, indah, sejuk (nyaman), ramah serta memberikan kenangan (yg baik dan menyenangkan). Apabila terkesan menyenangkan maka para wisatawan akan kembali berkunjung, Sebaliknya, mereka yang merasa kecewa akan kapok untuk datang lagi — bahkan bisa jadi menyebarluaskan citra buruk suatu destinasi wisata atau bahkan citra buruk suatu Daerah atau Negara.

Seseorang atau sekelompok orang berwisata untuk menghilangkan rasa penat, mencari suasana baru, bergembira, berbahagia, bersenang-senang (pleasure). Sikap orang Indonesia yang ramah dan murah senyum (smilling) ternyata menjadi alasan tertinggi mengapa orang-orang dari mancanegara suka berwisata ke Indonesia. Sikap ketus, tidak ramah dan memeras para wisatawan adalah tindakan yang harus dicegah dan dihindari.

Adapun parameter untuk mengukur keberhasilan kepariwisataan di suatu Daerah atau Negara ada dua hal, yakni :: Seberapa lama para wisatawan (pelancong, tourist) tinggal di suatu Daerah atau Negara atau di suatu Destinasi Wisata (how long to stay) dan Seberapa besar uang yang dibelanjakan oleh para pelancong itu (how much to spend)?

Untuk mendalami soal kepariwisataan ini — dalam 20 tahun terakhir ini — saya telah berkunjung ke berbagai Daerah di Indonesia (Lampung, Sumatera Selatan,, Bengkulu, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan serta Kalimantan Timur). Juga ke sejumlah negara : Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab (UEA) serta Arab Saudi (utamanya Jeddah, Riyadh, Mekkah dan Madinah).

Kepariwisataan di Kabupaten Lebak

Target Perolehan PAD Kabupaten Lebak pada Tahun Anggaran 2021 lalu dari sektor Pariwisata hanya sebesar Rp 225 Juta (Dua ratus dua puluh lima juta rupiah). Apabila dirata-ratakan maka Pendapatan per Kecamatan (yang berjumlah 28 Kecamatan) kurang dari Rp 10 Juta per Tahun. Kemungkinan angka sebesar itu hanya mengandalkan Pendapatan dari Pajak Pembangunan (Hotel, Restoran dan Cafe). Padahal, apabila kreatif dan inovatif, akan sangat banyak sumber pendapatan dari sektor Pariwisata. Coba bandingkan dengan PAD Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur! Apalagi kalo dibandingkan dengan PAD Kota Tangerang Selatan, Banten atau PAD Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

Ke depan pihak Pemkab Lebak bersama Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) serta para Pemangku Kepentingan lainnya (stakeholder) wajib terus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan destinasi-destinasi wisata yang telah ada dan menciptakan destinasi-destinasi wisata baru. Pihak Pemkab Lebak harus mengundang para Investor untuk berinvestasi dalam bidang kepariwisataan ini (Hotel, Convention Hall, Restoran, Cafe, Kuliner, Konvensi, dll). Kegiatan MICE (Meeting/Pertemuan, Incentivs/Insentif, Conference/Konferensi, Exhibition/Pameran) juga sangat menguntungkan.

Kabupaten Lebak sesungguhnya memiliki destinasi wisata yang beragama : ada di perkotaan, di pegunungan, di daerah Dataran Rendah dan di Daerah Pesisir Laut. Kita punya destinasi Wisata Budaya (Baduy dan Wewengkon Kaolotan), Wisata Pantai (Muara, Bagedur, Karang Nawing, Pasir Putih, Cibobos, Kalapa Warna, Karang Taraje, Pulo Manuk, dan lainnya, hingga Sawarna). Kita juga punya destinasi Wisata Air (Pesisir Pantai yang aman untuk berenang), Curug Munding, Curug Degdeng, Water Boom, Bandung Cikoncang dan (nanti) Waduk Karian. Ada Wisata Pegunungan, antara lain, Perkebunan Teh Sukamanah (Cibeber). Wisata Kebun juga bisa dimulai dan dikembangkan (Panen Durian, Panen Anggur, Panen Salak, dan lain-lain. Juga (bisa) ada Wisata ke destinasi penghasil Gula Aren, Gula Kelapa dan Gula Sawit.

Kondisi Jalan di jalur Pansela (Pantai Selatan Pulau Jawa) mulai dari Muara, Wanasalam – Malingping – Cihara – Panggarangan – Bayah – hingga Cilgrang sangat baik. Sebentar lagi akan beroperasi penuh Jalan Tol Serang – Panimbang. Telah lama beroperasi Kereta Api Commuter Line (dengan Double Track) dari Jakarta hingga ke Rangkasbitung. Apalagi kalo nanti jalur KA Rangkasbitung – Labuan – Bayah telah direvitalisasi. Plus apabila nanti perpanjangan rel ganda KA (doube track) dari Rangkasbitung ke Merak telah dibangun. Termasuk nanti rencana pembangunan Bandara Perintis di Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang.

Pihak Pemkab Lebak wajib menyediakan dan menambah sejumlah infrastruktur (Jalan, Air Bersih, Listrik, Irigasi, Transportasi dan Telekomunikasi) — bekerjasama dengan. Pihak Pemprov Banten, Pemerintah (Pusat) dan para Investor. Selebihnya biarlah pihak Pokdarwis dan Warga Lebak untuk berkreasi dan berinovasi dalam hal pengembangan dan penciptaan Destinasi Wisata Baru — termasuk mewujudkan Sapta Pesona di tiap-tiap Destinasi Wisata.

Apabila sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini dikelola dengan serius maka dalam lima tahun ke depan PAD Kabupaten Lebak akan meningkat tajam menjadi minimum Rp Dua Milyar — dibandingkan target sebesar Rp 225 Juta pada Tahun Anggaran 2021 lalu.

Penanganan kepariwisataan yang tepat telah menjadikan dua daerah yang dulunya tergolong sangat tertinggal kini tergolong Daerah yang sangat maju, yakni : Kabupaten Banyuwangi (Jawa Timur) dan Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa. Yogyakarta).

(Penulis adalah Warga Banten Asal Kampung/Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak).

Berita Terkait

Acara Buka Bersama Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Takalar
Jelang Ramadhan 1446 Hijriah, Forkopimcam Pesantren Bersama Stakeholder dan Unsur Perguruan Silat Gelar Rapat Koordinasi
Peringati HPSN 2025, Pemkab Tanggamus Kolaborasi dengan MSA Gelar Aksi Bersih di Pantai Muara Indah
Polres dan Pemkab Kediri Gelar Panen Raya Jagung di Lahan Perhutani KRPH Jatirejo
Polres Kediri Lakukan Penyelidikan Penemuan Mayat di Aliran Irigasi Desa Padangan
Polres Kediri Kota Launcing Pekarangan Pangan Lestari (P2L)
Kurang Dari 12 Jam, Satlantas Polres Kediri Kota Ungkap Kasus Tabrak Lari di Jalan Raya Mojo, Korban Meninggal Dunia
AU Sang Pengusaha Roko Ilegal di Singkawng Dengan Gudang Penampung Diduga Kuat Kebal Hukum
Berita ini 119 kali dibaca

Berita Terbaru

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 13:59 WIB

Acara Buka Bersama Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Takalar

Jumat, 28 Februari 2025 - 13:21 WIB

Jelang Ramadhan 1446 Hijriah, Forkopimcam Pesantren Bersama Stakeholder dan Unsur Perguruan Silat Gelar Rapat Koordinasi

Rabu, 26 Februari 2025 - 23:38 WIB

Peringati HPSN 2025, Pemkab Tanggamus Kolaborasi dengan MSA Gelar Aksi Bersih di Pantai Muara Indah

Rabu, 26 Februari 2025 - 20:14 WIB

Polres dan Pemkab Kediri Gelar Panen Raya Jagung di Lahan Perhutani KRPH Jatirejo

Selasa, 25 Februari 2025 - 18:36 WIB

Polres Kediri Lakukan Penyelidikan Penemuan Mayat di Aliran Irigasi Desa Padangan

Senin, 24 Februari 2025 - 15:54 WIB

Polres Kediri Kota Launcing Pekarangan Pangan Lestari (P2L)

Rabu, 19 Februari 2025 - 15:57 WIB

Kurang Dari 12 Jam, Satlantas Polres Kediri Kota Ungkap Kasus Tabrak Lari di Jalan Raya Mojo, Korban Meninggal Dunia

Rabu, 19 Februari 2025 - 10:59 WIB

AU Sang Pengusaha Roko Ilegal di Singkawng Dengan Gudang Penampung Diduga Kuat Kebal Hukum

Berita Terbaru

Bisnis

Apa itu Training Sertifikasi POP Energy Academy

Rabu, 5 Mar 2025 - 10:00 WIB