Tabloid Putra Pos I Aceh – Ketua MPD HISSI Kota Langsa, Dr(c).Teuku Muhammad Nurdin, S.HI.,ME.I mengutuk dan mengecam PT.PIM gelar Konser Musik karena sangat bertentangan dengan Syari’ah Islam,Budaya dan karakter rakyat Aceh. Pernyataan tersebut disampaikan melalui rilisnya pada media ini, Senin, 26 Februari 2024.
Tepatnya pada hari Sabtu malam 24 Februari yang lalu, PT.PIM menggelar Konser guna merayakan Hari Ulang Tahun ke 42 bertempat di Krueng Geukuh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Acara Konser tersebut, mendapat banyak reaksi dari berbagai elemen di Aceh. Tidak terkecuali Ketua MPD Himpunan Ilmuan dan Sarjana Syari’ah Indonesia (HISSI) Kota Langsa , Teuku Muhammad Nurdin atau yang akrab disapa Tgk.Popon memberikan pernyataannya bahwa Konser musik yang digelar oleh PT.PIM telah melanggar Syari’at Islam di Aceh.
Konon lagi acara Konser dilaksanakan saat masyarakat Aceh sedang melaksanakan ibadah dimalam Nisfu Sa’ban yang merupakan malam istimewa bagi umat islam.
“ Kita ini hidup di daerah yang melaksanakan dan menjunjung tinggi Syari’at Islam, Ini Aceh , sangat berbeda dengan daerah dan wilayah lain.
Selain menjalankan Syariat Islam , juga secara etika dan budaya Aceh sangat bertolak belakang. Digelarnya Konser Musik di Daerah Aceh itu berarti PT.PIM telah menginjak-injak aturan atau Syariat serta akar budaya Aceh yang selama ini dijaga oleh berbagai elemen di Aceh.
Alangkah baiknya bila PT.PIM mengadakan acara yang sesuai dengan budaya dan Acara yang bernafaskan Islam, semisal Zikir Akbar, Tausiah Akbar ataupun acara yang berhubungan dengan Penyambutan Malam Nisfu Sa’ban.
Untuk itu Kami bagian dari elemen di Aceh melalui HISSI Kota Langsa bersuara , memgutuk dan mengecam keras PT.PIM yang berada di Aceh Serta Kami minta kepada Pemerintah Pusat melalui Menteri BUMN untuk mencopot Direktur Utama PT.PIM agar membayar dosa–dosa Dirut PT.PIM serta membayar kekecewaan masyarakat Aceh terhadap Dampak digelarnya Konser Musik itu.
Ia menambahkan, Selama ini Masyarakat Aceh sangat menjaga berjalannya kekhususan Aceh dibidang Budaya dan Agama , sekaligus menjaga pengaruh pengaruh negative infiltrasi budaya-budaya sekuler yang merugikan masyarakat khususnya bagi para generasi muda atau kaum muda di Aceh.” Tutupnya.
Penulis : Kaspan
Editor : Kaspan
Sumber Berita : HISSI KOTA LANGSA