Wakil Kepala Bidang Sipol LEKAAT : “Saya Minta Kepala Dinas Dikbud Aceh Timur untuk mencopot Kepala Sekolah SMPN 2 Indra Makmu”
tabloidputrapos.com, Aceh Timur- Bendera Merah Putih sangat besar maknanya bagi bangsa Indonesia. Tanpa bendera mungkin takkan lahir suatu negara. Bendera juga adalah entitas suatu bangsa. Karena Bendera Merah Putihlah terciptanya semangat bagi Para Pahlawan dalam memperjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia dari Penjajahan untuk itu menjadi histori yang tak pernah terlupakan oleh seluruh rakyat Indonesia sampai saat ini.
Sehingga menjelang tanggal 17 Agustus seluruh rakyat Indonesia bergelora menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia diberbagai pelosok negeri.
Berbagai umbul-umbul dengan nuansa yang mendominasi warna Merah Putih terpampang dan terpancang menghiasi disetiap sudut pemandangan diseluruh negeri.
Tepat pada tanggal 17 Agustus diberbagai lembaga dan institusi selalu menggelar Upacara memperingati Kemerdekaan dengan melaksanakan Penaikan dan penurunan Bendera Merah Putih.
Ditambah lagi dengan mengibarkan bendera merah putih disetiap lembaga dan instansi serta penancapan tiang bendera di rumah-rumah warga baik di kota sampai pelosok perkampungan sekalipun.
Itu semua merupakan perwujudan bangsa Indonesia dalam mengekspresikan semangat kecintaan terhadap tanah air dan tak lupa mengingat jasa para pahlawan dalam merebut dan mengibarkan Bendera Sangsaka merah putih di Bumi Pertiwi yang kita cintai ini.
Karena perjuangan para pejuang terdahulu dengan tanpa pambrih mengorbankan darah dan jiwa raga saat melawan dan melepaskan dari belenggu penjajah Kolonial Belanda dan Jepang kemudian terciptanya Kemerdekaan Negara Republik Indonesia seperti yang kita rasakan saat ini.
Pun dalam berbagai upacara lainnya selalu menggelar upacara penaikan bendera merah putih.
Baru sekira satu bulan setengah semangat perayaan HUT RI ke-77 berlalu, namun bukan berarti semangat serta ekspresi cinta kita terhadap tanah airpun itu sirna. Semangat itu tetap harus tumbuh dalam jiwa serta di ejawantahkan dan kita tanamkan dalam setiap kehidupan kita sehari hari terlebih kepada anak cucu kita.
Di lembaga pendidikan misalnya, bagaimana para guru yang bertugas dan perkewajiban sebagai pengajar yang sekaligus juga sebagai pendidik harus menunjukkan suri tauladan dalam menanamkan semangat Cinta tanah air kepada peserta didiknya. Hal itu merupakan amanah dari negara yang telah dibebankan kepadanya.
Namun terjadi keanehan dan memprihatinkan kita semua , saat sejumlah awak media berserta LSM menemukan satu fakta di satu Lembaga Pendidikan Negeri tepatnya di Sekolah SMP 2 Indra Makmu Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur.
Berdasarkan informasi didapat dari masyarakat yang tidak bersedia disebutkan namanya di media ini bahwa sekolah tersebut diduga sangat tidak menghormati dan menghargai bendera merah putih.
Tidak adanya kepedulian oleh seorang kepala sekolah terhadap bendera merah putih disekolahnya, dalam keadaan sobek compang prenang seorang kepala sekolah yang seharusnya bertanggung jawab justeru membiarkan dan tanpa peduli untuk mengganti dengan bendera yang baru.
Sangat mustahil bila seorang Kepala Sekolah yang bernama Leniza, S.Pd tidak mengetahui bahwa bendera merah putih tersebut sudah tidak layak lagi digunakan. Karena kegiatan Upacara bendera setiap hari Seninnya selalu dilaksanakan didepan matanya. Bahkan setiap harinya selalu berkibar dengan bendera tersebut.
Dari informasi itulah para awak media berserta aktivis LSM LEKAAT terjun kelokasi pada sore , Kamis, 6 Oktober 2022 ditemukan fakta yang sesuai dengan informasi yang didapat dari masyarakat setempat.
Sampai berita ini ditayangkan, awak media belum dapat mengkonfirmasi kepala sekolah dimaksud. Karena menurut informasi didapat bahwa
Kepala Sekolah SMP 2 Indra makmu, Leniza , S.Pd yang juga merupakan isteri dari salah satu anggota dewan Aceh TImur saat ini sedang mendampingi Suaminya berpergian keluar kota yaitu ke Bandung Provinsi Jawa Barat.
Belum diketahui berdasarkan kepentingan apa atau mungkin diduga hanya berpelesiran saja untuk berfoya ria disaat rakyat sedang terhimpit masa sulit ekonomi dan baru saja terlepas dari panbemi Covid-19.
Padahal lagi lagi berdasarkan informasi bahwa para wakil rakyat tersebut baru saja berpergian ke kota wisata Bali. Benar atau tidaknya wakil rakyat hanya berpelesiran …….walllahu alam bi sawab…ini hanya dugaan.
Terkait dengan temuan dugaan pembiaran bendera sobek tersebut, wakil kepala bidang Sipol( Sipil Politik) LSM, LEKAAT ( Lembaga Komunikasi dan Advokasi Aceh Timur), T.Baharuddin yang viral dipanggil namanya Kopral atau Pak Wen memberikan pernyataanya kepada media ini, Sabtu 7 Oktober 2022 mengatakan sangat prihatin dan mengecam kepala sekolah SMPN 2 Indra Makmu Karena menyepelekan serta melakukan pembiaran terhadap bendera merah putih yang penuh makna bagi bangsa Indonesia.
” Terus terang saya sangat tersinggung dengan sikap kepala sekolah tersebut. Saya termasuk orang NKRI sejati tidak terima dengan sikap seorang pimpinan yang tidak menghargai bendera merah putih. Bagaimana ia dapat menanamkan dan menumbuhkan semangat cinta tanah air kepada anak didik kita kalau pendidiknya saja tidak peduli dengan kondisi bendera merah putih yang sobek. Bendera merah putih banyak dijual dipasar, berapalah harganya sebuah bendera yang di jual dipasar. Atau kalau tidak punya uang kan bisa dijahit lagi. Namun bukan harganya tapi nilainya sangat besar. Saya rasa bukan karena tidak punya uang tapi karena ketidakpeduliannya dan ini patut diduga tidak memiliki wawasan kebangsaan. Kondisi mental pemimpin seperti ini sangat memprihatinkan dan ini sangat serius sehingga perlu dilakukan evaluasi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur. Apalagi berdasarkan informasi yang saya dapat bahwa kondisi bendera yang koyak tersebut sudah berjalan lama. Saya juga menghimbau agar Babinsa dan Babinkamtibmas setempat agar dapat merespon masalah ini. Saya rasa dengan kondisi mental kepala sekolah seperti itu saya minta kepala sekolah tersebut selayaknya segera dicopot agar tidak menganggu mental anak didik serta mempengaruhi mental para guru lainnya dalam menjalankan proses mengajar dan mendidik. Saya minta kepada Bapak Saiful Basri, S.Pd,.M.Pd sebagai Kepala Dinas untuk menanggapi segera persoalan ini karena ini bukan persoalan sepele tapi persoalan ini sangat serius. Bila perlu Bapak Kadis terjun langsung dan melakukan investigasi ke sekolah tersebut. Saya juga berharap kepada Bapak Kadis untuk tidak pandang bulu terhadap pejabat siapapun dia bila sudah tidak layak maka harus diambil sikap dan tindakan tegas”. Jelas Kopral dengan nada kesal.