Tabloid Putra Pos | Pelalawan – Realisasi DD, ADD serta Bankeu di Desa Sungai Ara yang di perkirakan dapat mencapai kurang lebih Rp.1,5 milyar pertahun, menimbulkan tanda tanya karena desa tersebut tampak minim pembangunan beberapa tahun belakangan ini.
Atas hal itu, diduga Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD) serta Bantuan keuangan (Bankeu) di Desa Sungai Ara tidak direalisasikan sebagaimana mestinya.
Dugaan tersebut berdasarkan observasi sejumlah awak media di Desa Sungai Ara, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau beberapa waktu lalu. Selain itu, ditambah keterangan dari masyarakat setempat yang tidak bersedia ditulis identitas mereka.
Dari pengamatan awak media, lingkungan pemukiman Desa Sungai Ara masih cukup memprihatinkan. Pasalnya, selain ruas jalan yang sempit dan banyak ditemukan kerusakan, jalan lingkungan dalam pemukiman desa masih didominasi oleh jalan tanah.
Sekilas hal itu tampak wajar dan bisa saja terjadi di daerah lain, akan tetapi pandangan tersebut seketika berubah saat warga setempat menyebutkan perkiraan luas wilayah pemukiman yang dihuni oleh masyarakat Desa Sungai Ara.
“Kira-kira sepanjang tiga kilometer (di pinggir sungai – red). Selain itu hutan,” kata salah satu warga kepada wartawan.
Oleh karena itu, masyarakat menilai bahwa seharusnya pembangunan yang dilakukan pemerintah desa dapat terfokus secara maksimal karena wilayah yang di huni warga Desa Sungai Ara hanya di pinggir sungai.
Warga juga mengaku bahwa tidak banyak pembangunan dimasa kepemimpinan Haryono,SE sebagai Kepala Desa Sungai Ara.
“Salah satu yang kami tau ada pembangunan turap di pinggir sungai. Turap itu kalau tidak salah dibangun mulai tahun 2022, tapi tidak langsung siap, diangsur tiap tahun. Tahun 2023 sempat disambung, sekrang tahun ini di kerjakan lagi,” kata warga lainnya.
“Setau kami tidak banyak. Ada pembangunan turap, penimbunan turap, pembuatan tanggul sawah, pembangunan semenisasi jalan dekat kantor desa dan ada juga penimbunan jalan depan sekolah. Kemudian tahun ini, ada pembangunan Kantor Pajak yang lagi di kerjakan disamping kantor desa,” sahut warga lain lagi.
Selain itu sebagian warga juga mengeluhkan terkait pemerataan pembagian air PDAM ke rumah warga. Pasalnya, air tersebut tidak di alirkan ke seluruh rumah warga sehingga masih ada warga yang mengangkut air dari sungai dan ada juga yang memutuskan membuat sumur bor sendiri.
Akan tetapi, sejumlah pekerjaan pembangunan yang disampaikan oleh masyarakat ternyata tidak semua dikerjakan pada masa kepala desa sekarang. Hal itu diketahui dari pengakuan Haryono,SE selaku Kepala Desa Sungai Ara saat ini.
“Penimbunan jalan itu dari Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Semenisasi dekat kantor desa itu dibuat pada masa kades sebelumnya. Sementara PDAM itu juga dibuat sebelum saya,” ungkap Haryono kepada wartawan melalui sambungan telepon belum lama ini.
Saat ditanya terkait realisasi anggaran dana yang diterima Desa Sungai Ara semenjak ia memimpin, awal Haryono tampak tidak terbuka dan menuturkan telah di rincikan dalam spanduk atau baliho yang ada di samping desa.
“Jika orang abang liat tadi di simpang, itu sudah ada rinciannya bang di baleho atau spanduk kita buat. Ada juga balihonya di kantor desa,” sebutnya.
Pernyataan yang di sampaikannya dinilai menyimpang karena keterangan dalam spanduk tersebut hanya Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Penerimaan Bagi Hasil Pajak Retribusi Tahun Anggaran 2023.
Sembari menjelaskan isi spanduk kepada Kades, wartawan kembali bertanya terkait kegiatan pembangunan fisik yang dilakukan semenjak kepemimpinannya. Namun Haryono mengaku bahwa tidak banyak pembangunan fisik yang mereka lakukan karena kecilnya anggaran yang mereka terima.
“Anggaran di desa kami ini kecil bang, jadi tidak banyak pembangunan yang kami lakukan. Semasa saya ini, fokusnya ke Turap yang ada di samping sungai. Itu permintaan masyarakat dan dibangun secara bertahap. Tahun ini di sambung dan di kerjakan kembali, ada juga satu pembangunan Kantor Pajak di samping kantor desa,” katanya menjelaskan.
Keterangan yang di berikan Haryono tersebut cukup menimbulkan tanda tanya terkait realisasi sejumlah dana yang di terima Pemerintah Desa Sungai Ara selama 3 tahun terakhir. Pasalnya, walaupun Desa Sungai Ara memiliki wilayah pemukiman warga yang kecil untuk dibangun, namun desa itu tentunya tetap menerima Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD) dari pemerintah pusat dan Bantuan Keuangan (Bankeu) dari pemerintah provinsi.
Oleh karena itu, wartawan juga bertanya tentang jumlah dana yang di terima Desa Sungai Ara setiap tahun, baik itu DD, ADD dan Bankeu.
Mendengar pertanyaan tersebut, awal Haryono tampak tidak ingin memberi tahu dan kembali menyebutkan bahwa telah di rincikan pada baleho atau spanduk yang telah dibuat. Namun akhirnya ia mau terbuka dan menyebutkan perkiraan dana yang mereka terima.
“Kalau DD sekitar delapan ratus juta setiap tahun bang, kalau ADD sekitar lima ratus sampai tujuh ratusan juta. Sementara kalau Bankeu itu tergantung kita sanggup atau tidak mengambil, contoh Bankeu dari provinsi seratus juta, nah itu tidak semua karena tergantung kita berapa kebutuhan yang kita pergunakan. Maaf bang, saya tidak bisa sebutkan nominal pasti setiap dana nya karena itu harus melihat datanya langsung,” ucapnya menguraikan.
Dari penjelasan yang diberikan oleh Haryono, diperkirakan dana yang diterima Desa Sungai Ara setiap tahun dapat mencapai 1,5 milyar dan bahkan bisa lebih. Namun realisasi penggunaan anggaran tersebut diduga ada penyimpangan.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya dengan lingkungan pemukiman desa yang kecil (diperkirakan 3 kilometer) dan selebihnya hutan, masyarakat menilai bahwa seharusnya dapat terfokus untuk terus meningkatkan pembangunan dengan dana senilai Rp.1,5 milyar atau lebih.
Maka dari itu, masyarakat meminta APH dan APIP untuk melakukan audit dalam realisasi penggunaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa serta Bantuan Keuangan di Desa Sungai Ara, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
(Tim)