Tabloid Putra Pos | Pelalawan – Dari lima (5) Tahun jabatan Kepala Desa sebelumnya dan banyak yang tersandung kasus tindak pidana korupsi Dana Desa (DD) maupun Alokasi Dana Desa (ADD) yang mana para oknum – oknum Kades itu tidak sedikitnya masuk jeruji besi.
Jabatan Kepala Desa dari 5 Tahun ke 8 Tahun saat ini, menjadi persoalan berat bagi pemerintah untuk mengawasi pemanfaatan anggaran – anggaran Dana Desa karena Oknum-oknum Kepala Desa ini memiliki peluang yang begitu besar melakukan penyelewengan dalam pengelolaan Dana Desa di daerah kepemimpinannya.
Contohnya saja di wilayah Kabupaten Pelalawan, Prov Riau. Dimana pengelolaan Dana Desa oleh Kepala Desa banyak terjadi tindakan – tindakan yang tidak bisa dicontoh baik dalam pengelolaan Dana Desa di wilayah Desanya.
Salah satu Desa di wilayah Kabupaten Pelalawan yang DD nya mencapai 3-Milyar pertahun dan bukti pembangunan fisik maupun non fisik didaerah itu sangat minim.
Kepala Desa Bukit Kesuma, Yasir Herawansyah Sitorus yang memimpin Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras sejak terpilih dari Tahun 2021 yang dilantik 24 Desember 2021. Pengelolaan Dana Desa di daerahnya tidak menunjukkan hasil yang baik yang bisa dicontoh oleh desa-desa lain di Kabupaten Pelalawan.
Investigasi Media ini selama dua (2) Hari, dari tanggal 21 s/d 22 Mei 2024 di desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan-Riau, menemukan program pembangunan di desa itu, tidak sesuai dengan pengalokasian Dana Desa oleh pemerintah yang mencapai 3 Milyar setiap tahun anggarannya.
Contohnya saja, Pembangunan Pos Yandu yang bersumber pembiayaan dari Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp.400.530.184.300 (Empat Ratus Lima Puluh Tiga Juta Seratus Delapan Puluh Empat Ribu Tiga Ratus rupiah), bahan material bangunan seperti Atap Sengnya terlihat seng bekas yang cropos dan berlobang bekas paku.
Anehnya, anggaran biaya pembangunan Gedung Pos Yandu tersebut, menelan anggara Dana Desa yang tidak sedikit. Namun pembagunannya jauh dari harapan masyarakat.
Ketika persoalan ini di konfirmasikan kepada Kepala Desa Kesuma, Yasir Herwansyah Sitorus di kantor Desa Kesuma, Rabu (22/05/2024), tidak membuahkan hasil, dikarenakan Yasir Herwansyah Sitorus sedang mengikuti acara di Pangkalan Kerinci.
“Bapak Kades tidak masuk Kantor hari ini, Pak. Beliau sedang ke Pangkalan Kerinci untuk mengikuti acara disana,” jelas Jhon Rambe yang mengaku dirinya sebagai Staff kantor desa kepada media ini.
Jhon Rambe juga menanyakan hal keperluan awak media mencari Bapak Kepala Desa.?.
“Ya, mengenai pembangunan Pos Yandu yang terlihat ada Seng Bekas itu, bagusnya ditanyakan saja ke Toko Bangunannya. Kami hanya memesan bahan material di toko bangunan itu,” katanya mengelak dan buang badan.
Jhon Rambe juga menjelaskan bahwa Tahun 2023 lalu, ada 3 Program pembangunan dilaksanakan dan antara lain; Pembangunan 1 unit Pos Yandu, 3 unit Sumur Bor di daerah Tapui Indah Bukit Horas dan 1 Paket Pembangunan Jalan Simenisasi sepanjang 300-Meter dengan lebar 4-Meter di Tapui Indah Bukit Horas.
Kepada media ini Jhon Rambe mengatakan. Terkait program pembangunan yang didanai dari sumber Dana Desa Tahun 2023 itu, tidak ada masalah.
“Mengapa hal itu saya sampaikan tidak ada masalah, karena 4 orang dari pihak Inspektorat Kabupaten Pelalawan sudah turun,” kata Jhon mengakhiri.
Di lokasi Jln.Simenisasi Tapui Indah Bukit Horas ditemui salah seorang Masyarakat Tapui Indah yang mangku namanya Dame Simatupang merasa kecewa dengan pembangunan Jalan Simenisasi itu.
“Saya merasa kecewa dengan pembangunan Jalan Simenisasi ini. Pasalnya, belum lagi sampai 4-5 bulanan setelah selesai dan kondisi bangunannya sudah mulai rusak dan retak-retak karena tipis dan juga campuran semennya tidak berkualitas,” katanya.
Perlu diketahui bahwa Jalan ini sebagai jalan akses masyarakat dan anak-anak siswa/i. Namun pengerjaannya hanya selebar 80-Centi meter kiri kanan yang disemen. Sementara di tengah-tengahnya tidak disemen.
Kendatipun lebarnya 4-Meter. Tapi kalau digabungkan kiri kanan jalan ini, tentu hasilnya hanya 1,6-Meter jadinya karena tengah-tengahnya tidak di semen.
“Jelaslah, ini sangat membahayakan bagi anak-anak jika Ban Honda meleset ketengah dan terjadi kecelakaan. Apalagi, jalan Simenisasi ini beralokasi didaerah bebukitan,” jelas Dame Simatupang.
Terus terang ya Pak, saya memang betul-betul kecewa dengan pihak Desa yang membangun jalan Simenisasi ini karena jalan masuk kekebun peribadi saya, diruak. Bahkan Gorong-gorong yang saya pasang untuk memudahkan melansir hasil kebun Kelapa sawit saya dan telah diangkat dan dipindahkan di tempat lain tanpa memperbaikinya kembali.
Kepada Tipikor Polres Pelalawan, Kejaksaan Negeri Pelalawan dan Kajati Riau, agar kiranya Desa Kesuma segera di Audit Penggunaan Dana Desa yang mencapai 3-Milyar pertahunnya. Oberdin