Tabloid Putra Pos , Jakarta – Film Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja yang akan tayang mulai 2 November 2023 di bioskop, akhirnya meluncurkan trailer resminya. Film yang sebelumnya telah diputar pertama kalinya di Toronto International Film Festival ini telah dinantikan kehadirannya di Tanah air.
Setelah sebelumnya teaser dari Film Budi Pekerti dirilis pada 1 September 2023 lalu, kini giliran trailer berdurasi kurang lebih dua menit ini diluncurkan. Rasa penasaran akan jalan cerita pun tentunya semakin besar. Adegan-adegan yang disajikan lebih beragam, rinci, dan ekspresi dari tiap tokoh digambarkan lebih mendalam.
Trailer dari film Budi Pekerti ini dibuka dengan adegan kedua anak Bu Prani (Ine Febriyanti) Mereka berdua adalah Muklas (Angga Yunanda) yang berada di kursi kemudi, dan kakak perempuannya, Tita (Prilly Latuconsina) yang dibonceng. Motor tak melaju cepat, tetapi dapat dilihat dari ekspresi wajah cemas mereka berdua.
Adegan demi adegan dalam trailer ini nampak semakin intents, konflik keluarga Bu Prani juga semakin tergambar.
Wregas Bhanuteja mengungkapkan alasannya dalam memilih adegan dalam trailer film Budi Pekerti, “Adegan-adegan pada trailer ini merupakan elaborasi yang lebih luas dari teaser.
Kalau di teaser diperlihatkan keviralan video Bu Prani yang tampak memarahi penjual putu, lalu di-judge oleh masyarakat dengan segala asumsi, tapi di trailer ini, saya lebih menjelaskan tentang latar belakang keluarga.
Ketika Pak Didit ternyata mengalami bipolar yang di-trigger dengan bisnisnya yang tak laku selama pandemi. Akhirnya, keluarga harus mencari uang tambahan untuk pengobatan Pak Didit ke psikolog dan psikiater.
Di tengah usaha ini, Bu Prani malah terkena konflik keviralan video tersebut yang berujung dengan ancaman dia dikeluarkan dari sekolah sebagai guru.
Bagaimana juga kedua anaknya, Tita dan Muklas yang berusaha menyelamatkan hidup ibu mereka dengan menyangkal berbagai hoax,” terang Wregas dalam wawancaranya mengenai trailer Film Budi Pekerti yang baru diluncurkan ini.
“Apakah cuma karena video 20 detik, 20 tahun pengabdian ibu jadi guru akan hancur?” salah satu lontaran pertanyaan Tita yang menutup trailer ini memberikan unsur haru dan seolah memang dipertanyakan untuk warganet atau penonton.
Berlatar di Yogyakarta semasa pandemi, film Budi Pekerti berkisah tentang Bu Prani, seorang guru BK yang video perselisihannya dengan pengunjung pasar menjadi viral di media sosial.
Akibat tindakannya yang dinilai tidak mencerminkan pribadi seorang guru, dia dan keluarganya mendapat perundungan, dicari-cari kesalahan lainnya hingga terancam kehilangan pekerjaan.
Film Budi Pekerti yang bergenre drama ini merupakan film cerita panjang kedua yang ditulis dan disutradarai oleh Wregas Bhanuteja serta diproduksi oleh Rekata Studio yang bekerja sama dengan Kaninga Pictures dan didukung oleh KG Media, Hwallywood Academy of Media & Arts Singapore, Momo Films, dan Masih Belajar.
Film Budi Pekerti tak hanya memberikan hiburan bagi pecinta film tanah air, tetapi juga sumber inspirasi dan media untuk introspeksi diri sebagai warganet pengguna media sosial yang bijaksana.
Akun Media Sosial
Instagram: @filmbudipekerti @rekatastudio
Twitter: @filmbudipekerti @rekatastudio
Tiktok: @filmbudipekerti
Youtube: Rekata Studio
Facebook: Rekata Studio
Hashtag: #BudiPekerti #FilmBudiPekerti
Tentang Rekata Studio
Rekata Studio merupakan anak perusahaan Kompas Gramedia Group yang bertugas untuk mengembangkan konten-konten Intellectual Property (IP) milik Kompas Gramedia Group. Salah satunya adalah film pendek pemenang Piala Citra FFI 2021, Tak ada yang Gila di Kota Ini, yang diadaptasi dari cerpen Eka Kurniawan dalam buku Cinta Tak Ada Mati terbitan Gramedia Pustaka Utama. Rekata juga memproduksi Penyalin Cahaya yang world premiere di Busan International Film Festival dan berjaya di Piala Citra FFI 2021. Film Penyalin Cahaya ditayangkan perdana oleh Netflix ke seluruh dunia dan berhasil masuk dalam daftar Netflix’s Global Top 10 selama tiga minggu berturut-turut sejak dirilis pada 13 Januari 2022.
Tentang Kaninga Pictures
Kaninga Pictures adalah perusahaan film berbasis di Jakarta yang dibentuk tahun 2015 dengan lini bisnis di bidang pendanaan film, produksi, serta pemasaran dan distribusi. Kaninga Pictures mengutamakan kisah-kisah menarik yang diceritakan secara unik di berbagai genre, seperti Bid’ah Cinta, Night Bus, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, Laut, The East, Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, hingga Penyalin Cahaya.
Tautan Press Kit